Pengertian Rumah dan Permukiman
Rumah Hunian dalam arti harfiah dapat diidentikkan dengan sosok rumah yang merupakan benda mati. Lang (1987) mengatakan, hasil karya bentuk arsitektur hunian tersebut harus dipahami sebagai suatu proses dinamis sebuah pembudayaan manusia penghuninya yang merupakan ekspresi atau manifestasi dari makna, fungsi, perilaku dan struktur ide yang terjadi dari kelompok manusia penghuninya.
Undang-Undang RI No.4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman, bahwa rumah sebagai salah satu kebutuhan dasar manusia akan papan merupakan bagian dan perumahan dan permukiman yang perlu ditata agar dapat berkelanjutan, serta dapat meningkatkan kesejahteraan penghuni di dalamnya karena akan menunjang pembangunan ekonomi, sosial budaya dan bidang- bidang yang lain.
Perumahan dan permukiman adalah sebagai berikut: Rumah adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat tinggal atau hunian dan sarana pembinaan keluarga. Perumahan merupakan kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan infrastruktur dan sarana lingkungan. Permukiman adalah bagian dari Lingkungan hidup di luar kawasan lindung, baik yang berupa kawasan perkotaan maupun pedesaan yang berfungsi sebagai tempat Lingkungan tempat tinggal atau Lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang mendukung pengkehidupan dan penghidupan
Silas (1993) merumuskan permukiman yang sesuai di Indonesia yaitu, Teritorial habitat dimana penduduknya masih dapat melaksanakan kegiatan: Biologis, Sosial, Ekonomis, Politis Penjaminan kelangsungan lingkungan yang seimbang dan serasi.
Lingkungan permukiman merupakan suatu sistem yang terdiri dari lima elemen Nature (unsur alami), yang mencakup sumber-suniber daya alam seperti geologi, topografi, hidrologi, tanah, iklim maupun unsur hayati yaitu vegetasi dan fauna. Man (manusia sebagai individu), dengan segala kebutuhannya (biologis, emosional, nilai-nilai moral, perasaan dan persepsinya). Society (masyarakat), yaitu adanya manusia sebagai kelompok masyarakat. Shells (tempat) di mana manusia sebagai individu maupun kelompok masyarakat melangsungkan kegiatan atau melaksanakan kehidupannya. Network (jaringan), yang merupakan sistem alami maupun buatan manusia, yang menunjang berfungsinya lingkungan permukiman tersebut seperti jalan, air bersih, listrik dan sebagainya.
Arti pentingnya Rumah (Silas,1993) Rumah merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia, setelah sandang dan pangan disamping pendidikan dan kesehatan, yang berfungsi sebagai tempat pelindung dan pengaman manusia dari pengaruh dan gangguan alam/cuaca maupun makhluk lain. Rumah beserta lingkungannya (permukiman) merupakan pusat kegiatan keluarga, pendidikan, pembentukan kepribadian dan nilai budaya suatu komunitas serta sebagai tempat persemaian generasi yang akan datang yang dapat melambangkan peradaban manusia serta dapat menjadi cermin jati diri dan taraf hidup penghuninya sebagai gambaran peri kehidupan dan penghidupan yang menyeluruh.
Arti Rumah menurut Newmark (1977) Shelter (sebagai suatu tempat berlindung secara fisik). House (sebagai tempat bagi manusia untuk melakukan kegiatan sehari-hari). Home (sebagai tempat tinggal atau hunian bagi seseorang atau keluarga yang merupakan sebuah lingkungan psiko- sosial).
Rumah sebagai Kebutuhan Dasar Manusia Hierarchy of need oleh Abraham Maslow dapat digolongkan dalam beberapa tingkatan, yaitu: 1.Kebutuhan faal (physiological need), rumah merupakan tempat untuk benistirahat dan kebutuhan dasar kesehatan bagi manusia. 2.Kebutuhan akan keselamatan diri (safety or security need), rumah memberikan perlindungan pada penghuni dan gangguan manusia dan keadaan lingkungan yang tidak diinginkan seperti hujan, sinar matahani, dingin, dan lain-lain. 3.Kebutuhan bersosialisasi (social need), rumah sebagai tempat untuk berinteraksi dengan keluarga dan teman. 4.Kebutuhan akan penghargaan dan penghormatan diri (self esteem or ego need), rumah memberikan status bagi penghuninya. 5.Kebutuhan akan perwujudan diri (self-actualisation needs), rumah bukan hanya sebagai tempat untuk tinggal, tetapi menjadi tempat manusia mengaktualisasikan dirinya. 6.Kebutuhan akan ilmu dan keindahan (cognitive and aesthetic needs), suatu keinginan untuk menerapkan pengetahuan dan memperindah rumahnya.
Pengertian Lain Rumah Bangunan untuk kegiatan rumah tangga (berkeluarga), berkaitan dengan pembentukan keluarga. Sebagai jaminan, tabungan (2 dimensi) dan sebagai sarana berusaha/produktif (3 dimensi) Sebagai Home Terkait dengan suasana yang kita rasakan (etnis/gaya/budaya) Terkait dengan individual yang dipengaruhi oleh Budaya (contoh: Bale-bale pada rumah orang Jawa, di negara Barat dipengaruhi oleh 4 musim)
Perumahan Pada dasarnya kita adalah makhluk sosial Terdapat unit yang disebut rukun (neighborhood); neighborhood---- ketetanggaan. Contoh: ada tempat bermain, warung, dll. Menyangkut kegiatan beberapa orang/rukun untuk melakukan kehidupan.
Permukiman Mukim----- bukan kata dasar mukim, yaitu penduduk tetap, orang/haji yang timggal di Makkah melebihi dari satu kali musim haji (mukimin----yang tinggal di Makkah), tempat tinggal, kediaman. Daerah tempat bermukim Gabungan dari rukun (neighborhood) Skalanya adalah penghidupan, bukan lagi kehidupan. Skala kota kecil Permukiman mengarah ke perbuatan.(fisik). Pemukiman mengarah ke hasil kegiatan.
Habitat Bukan hanya menunjang kesempatan berkehidupan, tetapi juga menjamin kehidupan yang lebih baik. Tempat makhluk bisa hidup dengan baik. Settlement Istilah bahasa Inggris, konsep ini ditawarkan tahun 1958 dan diadopsi oleh PBB (UNCHSUnited Nation Centre of Human Settlements). Berbicara tentang sekelompok orang yang menetap.
Housing Indicator Tenure (hak/kepemilikan) Kualitas Rumah Peraturan Standar Bahan Bangunan Aksesbilitas Aviability (ke-ada-an) Affordibility (kemampuan/menghasilkan)
Kampung Kampung bukan Squatter (liar) dan Slum (kumuh). Permukiman yang dibangun secara terus menerus (incremental), sendiri, dan secara tradisional. Merupakan konsep perumahan pribumi (indigenous). Selalu letaknya strategis terhadap bagian kota manapun, terutama dari segi pelayanannya. Permukiman yang menggalangkan industri rumah tangga. Permukiman yang terdiri dari 2/3 penduduk kota, yang memberikan standar rumah dan harga untuk golongan menegah ke bawah. Setelah menjalani program KIP (Kampung Improvement Project), kampung menjadi pertemuan Timur-Barat dalam kekhasannya (membuka ke dunia luar).
Rumah Kampung Rumah yang arsitekturnya terus berkembang sedikit demi sedikit (incremental). Masih setia pada konsep pribumi (indigenous), sehingga tidak bisa dilihat satu per-satu. Ada lembaga omah-omah berkeluarga (rumah tangga); adanya mobilitas ekonomi. Melakukan kegiatan produktif yang sesuai dengan profesi atau pekerjaan penghuni.
Rumah Susun Berangkat dari konsep home bukan house. Harus berkepadatan tinggi (high density) dengan pola kampung (guyub). Konsep Neighboorhood. Konsep yang bisa berkembang (Dynamic Design); memakai sistem modul.