KEJANG BAYI BARU LAHIR Sri P Bagian I.Kesehatan Anak F.K UNISSULA SEMARANG
KEJANG BAYI BARU LAHIR DEFINISI DEFINISI Perubahan paroksismal dari fungsi neurologik (misal.perilaku, sensorik, motorik, fungsi otonom sistim saraf) yang terjadi pada bayi berumur sampai 28 hari Perubahan paroksismal dari fungsi neurologik (misal.perilaku, sensorik, motorik, fungsi otonom sistim saraf) yang terjadi pada bayi berumur sampai 28 hari INSIDEN INSIDEN Di A.S per 1000 BBL per tahun Di A.S per 1000 BBL per tahun 20% pada BKB 1.4% BCB 20% pada BKB 1.4% BCB Pada bayi aterm dikaitkan dengan kualitas perawatan perinatal karena penyebabtersering adalah HIE Pada bayi aterm dikaitkan dengan kualitas perawatan perinatal karena penyebabtersering adalah HIE
PATOFISIOLOGI LONCATAN MUATAN LISTRIK YANG BERLEBIHAN DAN SINKRON PADA OTAK ATAU DEPOLARISASI OTAK YANG MENGAKIBATKAN GERAKAN BERULANG LONCATAN MUATAN LISTRIK YANG BERLEBIHAN DAN SINKRON PADA OTAK ATAU DEPOLARISASI OTAK YANG MENGAKIBATKAN GERAKAN BERULANG DEPOLARISASI BERLEBIHAN DISEBABKAN OLEH : 1. Gangguan produksi Energi (gangguan pompa Na-K, hipoglikemi, hipoksemia) 2. Peningkatan eksitasi dibandingkan inhibisi neurotransmiter 3. Penurunan relatip neurotransmiter inhibisi
Kemungkinan penyebab kelainan Kegagalan mekanisme pompa Na-K (ATP) HIE, hipoglikemia Eksitasi neurotransmiter HIE, hipoglikemia Penurunan inhibisi neurotransmiter ketergantungan piridoksin Kelainan membran sel Hipokalsemia, (kenaikan permeabelitas Na) Hipomagnesemia ETIOLOGI : 1. Ensefalopati Iskemik Hipoksik 2. Perdarahan intrakranial 3. Metabolik : hipoglikemia, Hipokalsemia/hipomagnesemia, hiponatremia/hipernatremia 4. Infeksi 5. Kernikterik 6. Berkaitan dg obat (drug withdrawal, intoksikasi anestesi blok thd ibu))
Manifestasi klinis Berbeda dengan bayi besar atau anak (berbeda neuroanatomik, fisiologi, biokimia) Berbeda dengan bayi besar atau anak (berbeda neuroanatomik, fisiologi, biokimia) susunan denrit, remifikasi axonal masih dlm pertumbuhan susunan denrit, remifikasi axonal masih dlm pertumbuhan sinaptogenesis belum sempurna sinaptogenesis belum sempurna mielinisasi sistim efferent kortikal belum sempurna mielinisasi sistim efferent kortikal belum sempurna Jarang tipe tonik-klonik Jarang tipe tonik-klonik Lobus temporal & subkortikal sinaptogenesis, mielinisasi lebih maju Lobus temporal & subkortikal sinaptogenesis, mielinisasi lebih maju
Manifestasi klinis I. Bentuk Subtle (hampir tak terlihat) 1. Pergerakan muka, mulut, lidah spt menyeringai, terkejut, mengisap, mengunyah,menelan, menguap 2. Pergerakan bola mata spt berkedip,deviasi bola mata horizontal, gerakan cepat bola mata 3. Pergerakan anggota gerak berupa menganyuh, berenang II. Pergerakan abnormal 1. Klonik fokal, unilateral, fokal mjd bilateral & multifokal berpindah 2. Tonik satu ekstremitas, ekstensi lengan & tungkai (deserebrasi) ekstensi tungkai, fleksi lengan (dekortikasi) 3. Mioklonik setempat, umum
DIAGNOSIS A. Anamnesis Faktor risiko : Riwayat kejang keluarga, lahir meninggal, Riwayat Prenatal: Infeksi TORCH, PE, gawat janin, penyalahgunaan obat, tidak imunisasi TT, rubela, Riwayat persalinan: asfiksia, trauma persalinan, KPD, anatesi lokal/blok Riwayat paskanatal : Infeksi BBL, klinis memburuk, ikterik dini patologis, infeksi talipusat, kejang rangsang, gerakan abnormal B. Manifestasi Klinik
C. Pemeriksaan Fisik - Melihat ciri kejang langsung - Melihat ciri kejang langsung - kesadaran menurun, Letargi, tampak sakit - kesadaran menurun, Letargi, tampak sakit - hipoventilasi, penurunan respon cahaya pupil - hipoventilasi, penurunan respon cahaya pupil - lihat kepala cari : moulding, UUB membonjol, sefal - lihat kepala cari : moulding, UUB membonjol, sefal hematom, Caput sesundaneum hematom, Caput sesundaneum - talipusat bernanah, busuk atau tidak dirawat dengan benar - talipusat bernanah, busuk atau tidak dirawat dengan benar - funduskopi : perdarahan retina at subhialoid (hematom subdura), korioretinitis - funduskopi : perdarahan retina at subhialoid (hematom subdura), korioretinitis D. Pem.penunjang - Laboratorium : ggula darah, elektrolit, amonia, laktat, darah rutin - Laboratorium : ggula darah, elektrolit, amonia, laktat, darah rutin - analisa gas darah - analisa gas darah - analisa cairan serebrosinal - analisa cairan serebrosinal - kultur darah sensitivitas - kultur darah sensitivitas - kadar bilirubin - kadar bilirubin - EEG - EEG
PENATALAKSANAAN KEJANG NEONATUS Manajemen Awal Pengawasan jalan napas agar tetap terbuka, pemberian oksigen pasang jalur infus IV beri cairan dosis rumatan koreksi hipoglikemia Injeksi fenobarbital 20 mg/kg IV diberikan pelan selama 5 menit atau dosis 20 mg/kg tunggal I.M atau ditingkatkan 10-15% dibanding IV Beberapa neonatologis berpendapat bahwa Kejang mulai diterapi jika telah mengalami kejang > 3 kali dalam satu jam, atau kejang tunggal yang berlangsung > 3 menit Fenobarbital 10 mg/kgBB IV atau IM Fenobarbital 10 mg/kgBB IV atau IM (dosis max 40mg/kgBB/hari
Injeksi fenobarbital 20 mg/kg IV diberikan pelan selama 5 – 10 menit atau dosis 20 mg/kg tunggal I.M atau ditingkatkan 10-15% dibanding IV Fenobarbital 10 mg/kgBB IV atau IM Fenobarbital 10 mg/kgBB IV atau IM (dosis max 40mg/kgBB/hari Inj.fenitoin 20mg/kgBB IV oplos dalam 15ml NaCl fisiologis kecepatan 0.5ml/menit selama 30 menit, denyut jantung harus dimonitor (efek samping hipotensi, bradikardi, aritmia) Dosis rumat 3-5mg/kgBB : 2 dosis Masih kejang